Trip Papandayan Bagian I
Hai, apa kabar teman-teman semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya. Saya mau cerita sedikit ah tentang 'Healing Journey' saya beberapa waktu lalu. Dalam rangka merayakan hari ulang tahun saya dan adik bungsu, kami akhirnya memutuskan untuk melakukan pendakian ke gunung Papandayan yang berlokasi di Garut, Jawa Barat. Ya, hari ulang tahun kami berdekatan, hanya perbedaan umurnya saja yang jauuuuh... π
Seperti yang teman-teman tahu dari tulisan saya sebelumnya, saya sempat harus rawat inap di rumah sakit selama satu minggu karena asma. Hal ini tentu menjadi beban tersendiri bagi saya, terutama untuk mendapat izin dari ayah saya. Makanya saya meminta tolong supaya adik saya meminta izin kepada beliau, mengingat sejak kecil saya paling gak boleh pergi jauh apalagi kalau sampai harus berkemah. Ini sangat berkebalikan dengan adik perempuan saya yang sangat mudah mendapat izin untuk pergi ke tempat-tempat yang ia sukai π. Curang ya, kesel deh.
Memang dari zaman sekolah dulu, saya paling gak boleh ikut kegiatan alam. Gak usah jauh-jauh ke gunung deh, perkemahan sabtu minggu alias persami di sekolah aja gak dapet izin. Jadinya dulu itu saya suka bohong ke ayah, bilangnya liburan ke villa bareng temen-temen, nyatanya sampai sana hiking walaupun cuma sampe pos 3 atau 4 dan memang tidurnya di villa, gak camping di gunung. Ini jangan ditiru ya π
.
Herannya, pas pulang ayah saya pasti tahu dan nanya 'Gimana? seru? jalan sampai air terjun di pos berapa?' π Jadi kalau kalian tanya dari mana saya jadi indihome? Jawabnya 'ayah saya!' . Alhasil saya cuma bisa nyengir karena lagi-lagi ayah tahu! π
Singkat cerita, ayah akhirnya mengizinkan! Alhamdulillah. Tapi saya jadi harus kucing-kucingan nih sama kembar karena si Rindu ngotot mau ikut, sementara Merdu gak mau ikut. Nah PR banget kan? Akhirnya saya kabur diam-diam dari kembar. π Anak-anak menginap di rumah kakek selama saya camping. Sebenarnya camping cuma 2 hari satu malam. Tapi karena kami berangkat dari Jakarta ke Garut nya sore, jadi kami harus bermalam dulu di basecamp sebelum melanjutkan pendakian esok harinya.
Ada kejadian lumayan agak menegangkan ketika kami menunggu bus dari terminal Kampung Rambutan. Dan itu benar-benar hampir menguras energi saya. Tapi syukurnya semua bisa diatasi berkat lindungan dari Allah. Cerita apa ya? Nanti saya sambung lagi karena agak panjang dan cukup mengesalkan. Sabar ya hehehehe, selamat beristirahat.
Wah saya udah pernah mbak ndaki gunung Papandayan ini sampai puncaknya,lumayan makan waktu naik turun sekitar 4 jam,itu udah sambil istrht juga, di dampingi petugasnya,maklum pendaki Abal"..di tunggu cerita lanjutannya mbk
ReplyDeletekelanjutannya masih belum tentang pendakian ya, mbak.. hehehehe.. dan beneran ya Allah pengen banget balik ke sana lagi
DeleteI wish you all the best and that your dreams come true.
ReplyDeleteThanks Ma'am ^_^ best wishes for you too
DeleteGreat time!
ReplyDeleteyeah, unforgettable moment ^_^
Deletesaya belum pernah merasakan mendaki gunung yang sebenarnya, cuma mendaki gunung yang jadi obyek wisata aja macam Gunung Bromo dan Gunung Ijen. Belum tau rasanya kemping di gunung. Seru kali, ya :D
ReplyDeleteSeru banget kak. Papandayan juga termasuk obyek wisata dan lumayanlah karena cuma 2665 mdpl (lumayan ngos-ngosan juga)
Deletewahhhh best nyaaaa daki gunung! berapa lama warm up ni sebelum naik ke atas?
ReplyDeletesekitar 10-15 menitan aklimatisasi dan warming up sebelum mendaki, kak Anies. Karena suhu di Garut dengan Jakarta berbeda jauh sekali
DeleteBisa dibilang nekat ya mbak, dulu punya asma tetap berani buat camping, tapi untung nggak ada masalah.. dan sekarang udah dibolehin tapi harus kucing2anπ
ReplyDeletehihihi ya begitulah Mas, ngeri ngeri sedap sebenernya
Deletehampir sama dengan saya, bedanya kalau saya gak diijinin ikut ekstra pecinta alam, karena orang tua dulu ikut pecinta alam, entahlah kenapa, akhirnya saya di sma malah ikut pmr hehe
ReplyDeleteSaya pun gak dapat izin mapala Mas, dan ayah saya dulu juga cukup aktif hiking. Ayah saya bilang mapala kebanyakan cuma perploncoan anggota, entahlah.
Deletedi tunggu ah kejadian menegangkannya...
ReplyDeleteUdah ada di postingan baru ya, Mas hehehehe
DeleteIni rupanya cuma introduction saja ya Mbak?
ReplyDeleteDitunggu ah detil cerita pendakiannya...
Salam,
Iya Om, karena takut kepanjangan dan teman-teman bosen bacanya, makanya dibagi-bagi aja. Hehehehe. Nanti cerita dan foto2 pendakian insya Allah menyusul
Deletetips punya asma tapi ttp nekat mendaki mba, karena banyak nih yang mundur atau bahkan di tolak sama komunitas yang punya penyakit asma, karena rawan kumat. Huhu.
ReplyDeleteUntuk papandaya ini apakah sama kayak yang di Ijen atau bromo mba? atau emang dia pure gunung?
Aku belum pernah ke Ijen atau Bromo sih mbak. Tapi Papandayan ini trek nya cukup aman sih dan sebaiknya mendaki dengan guide ya. Yang terpenting sih bawa ventolin dan obat asmanya. Alhamdulillah selama pendakian aman karena kami jalan dengan kecepatan yang stabil, gak buru-buru dan beberapa kali istirahat. Tapi termasuk cepat juga karena kurang dari 2 jam sudah sampai di area camp.
DeleteAku selalu sukaaa baca pengalaman sixth sense mba NAIA ππ. Mungkin Krn ga pernah ngerasain sendiri sih yaa, JD kalo baca dari pengalaman orang yg ngalamin langsung, berasa serunya. Ga sabar mau baca Mbaaa π€
ReplyDelete