Botchan - Natsume Soseki
Judul Buku : Botchan
Penulis : Natsume Soseki
Penerjemah : Indah Santi Pratidina
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 224 halaman
ISBN : 978-602-03-3167-6
Tahun Terbit : February 2017
Penulis : Natsume Soseki
Penerjemah : Indah Santi Pratidina
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 224 halaman
ISBN : 978-602-03-3167-6
Tahun Terbit : February 2017
Botchan adalah seorang guru muda di Shikoku. Ia mengajar matematika di Sekolah Menengah Atas dengan bayaran 40 yen perbulan. Awalnya ia merasa bingung karena belum memiliki pengalaman sama sekali di bidang ini, karena ia baru saja lulus dari Sekolah Ilmu Alam. Botchan seperti terikat pada Kiyo, pembantu rumah tangga yang bekerja di rumahnya sejak ia kecil. Begitu Botchan mendapatkan tawaran pekerjaan ini, ia memikirkan bagaimana kelak nasib Kiyo. Akhirnya Kiyo bersedia untuk tinggal bersama keponakannya, dan Botchan segera berangkat ke Shikoku dengan menaiki perahu. Setelah itu Botchan dan Kiyo saling mengirim surat untuk bertukar kabar.
Begitu sampai di Shikoku, Botchan mendatangi penginapan Minatoya dan bertanya di mana letak Sekolah Menengah Atas. Ternyata letaknya sejauh 2 mil dengan kereta. Ya sekolah tersebut berada di tempat terpencil, dan Botchan baru menyadari mengapa ia bisa langsung mendapatkan pekerjaan itu. Ia mendatangi sekolah tersebut, namun ternyata sudah kosong karena saat itu jam pelajaran sudah usai, dan guru yang seharusnya bertugas malam itu baru saja pergi untuk suatu urusan.
Botchan menginap di hotel Yamashiroya, tetapi pembantu hotel malah mengirimnya ke kamar gelap di bawah tangga di lantai dua, kamarnya begitu panas, dan pembantu hotel mengatakan bahwa semua kamar sudah terisi penuh. Namun ketika dalam perjalanan ke kamar setelah mandi, ia melihat ada begitu banyak kamar kosong di hotel itu dan semuanya tampak sejuk. Botchan merasa direndahkan dan berencana untuk membalas dendam. Keesokan harinya, ia memberi tip 5 sen kepada pembantu yang membawakannya makanan. Tentu saja pembantu tersebut keheranan.
Segera setelah sarapan, Botchan mengunjungi sekolah itu lagi untuk menemui kepala sekolah yang di kemudian hari ia memberinya julukan tanuki, karena kumis tipis yang mengembang di samping wajahnya, kulit hitam dan mata besar, seperti wajah seekor rubah.
Di dalam novel ini banyak tokoh guru yang diberi julukan oleh Botchan, bukan hanya kepala sekolah yang dijuluki tanuki, ada juga si landak alias sensei Hotta yakni guru senior matematika. Ada si badut, kemeja merah dan labu hijau. Botchan sendiri mendapat julukan sensei tempura oleh murid-murid yang mengerjainya setelah ketahuan ia sedang makan Mi tempura di salah satu kedai. Dan katanya para guru tidak diperkenankan untuk makan Mi di kedai tersebut.
Ya, novel ini menceritakan tentang pemberontakan Botchan sebagai guru muda terhadap sistem di sekolah itu. Botchan terkenal kaku karena dianggap terlalu serius dan tidak bisa berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Botchan merasa ada banyak kejanggalan di sekolah tersebut, begitu pula dengan beberapa guru yang ada di dalamnya.
Saya gemas membaca novel karya Natsume Soseki ini, entah, mungkin saya ikut merasakan apa yang dialami Botchan saat itu, ingin berontak tapi tidak tahu bagaimana caranya. Penggambaran tokoh-tokoh di dalamnya cukup jelas, sehingga saya seakan-akan bisa melihat mereka secara langsung. Tetapi sayang endingnya terasa mengganjal, bisa dibilang cerita menggantung begitu saja.
Salah fokus, malah ngiler sama yang di mangkok item...
ReplyDeletewkwkwk.. lontong sayur Padang, enak banget lho ini, mbak..hihihi
DeleteTeddy sudah baca setengah Novel ini Kak hehe
ReplyDeletelucu dan banyak pesan moral yang bisa kita ambil dari kisahnya.
Walau sekarang nggak tahu bisa lanjut Baca atau tidak, karena bukan punya Teddy Novelnya.
wah padahal bagus, memang pinjam ke siapa Ted?
Delete