Kooong - Iwan Simatupang
Judul Buku : Kooong - Kisah tentang Seekor Perkutut
Penulis : Iwan Simatupang
Penerbit : Pustaka Jaya
Tebal : 100 halaman
ISBN : 978-979-419-386-0
Penulis : Iwan Simatupang
Penerbit : Pustaka Jaya
Tebal : 100 halaman
ISBN : 978-979-419-386-0
Malang nian nasib pak Sastro, sudah ditinggal mati oleh istri tercinta, harus kehilangan anak pula yang tewas ditabrak oleh kereta api langsir. Istrinya telah lama meninggal karena disergap banjir, ketika tanggul waduk dekat desanya bobol pada suatu pagi. Kala itu pak Sastro sedang bepergian ke kota kecamatan, bu Sastro terseret banjir yang datang tiba-tiba ketika ia sedang menjemur padi di halaman rumahnya. Sementara Amat, anak satu-satunya ikut dengan arus pemuda-pemuda lainnya yang selamat dari banjir. Ia mengungsi dan mengembara ke kota-kota besar dan meninggalkan pak Sastro sendirian di rumahnya di desa.
Pada awalnya hanya pak Sastro saja yang tinggal di desa yang baru saja dilanda banjir tersebut. Penduduk yang lain terseret banjir, sementara yang selamat ikut mengungsi ke kota-kota besar. Pak Sastro membangun desanya kembali. Ia membangun rumah baru yang lebih besar, lebih bagus. Ia juga membangun rumah-rumah lainnya. Sampai akhirnya tersiar kabar bahwa pak Sastro telah sukses membangun desa, dan membuat orang-orang kembali pulang dan menemani pak Sastro ke desa tersebut. Sayangnya Amat tak ikut pulang, tidak ada seorang pun yang tahu dimana keberadaannya. Sampai pada tengah hari, seorang carik desa datang menemui pak Sastro. Ia mengantarkan surat penting dari Bupati. Isinya mengatakan bahwa Amat sudah ditemukan. Dia berada di Jakarta dan baru saja tergilas kereta api.
Pak Sastro segera ke Jakarta untuk mengurus jenazah Amat. Dan untuk mengobati kesedihan hatinya, dia membeli seekor perkutut di pasar senen. Celakanya, yang dia beli hanya perkutut gule - tak bisa berbunyi kooong. Walau begitu, dia terlanjur cinta. Namun, setelah 10 tahun bersama, tiba-tiba saja di pagi hari burung itu kabur dari sangkar yang terlupa dikunci. Pergilah pak Sastro untuk mencarinya. Siapa nyana, seisi desa ternyata ikut blingsatan dan kehidupan pun jungkir balik. Apa pasal?
Buku roman ini sebetulnya koleksi suami, dari awal saya hunting buku Iwan Simatupang, saya jatuh cinta dgn covernya yang berwarna-warni. Waktu itu suami sedang dirundung sedih karena roman Ziarah yang juga karangan Iwan Simatupang entah di mana keberadaannya. Kalo pun ada itu pun harganya tidak masuk akal, alias kelewat mahal atau kelewat murah. Kelewat mahal untuk ukuran buku yang sudah langka. Dan kelewat murah kalo pun buku itu original. Kelewat mahal untuk buku yang nyatanya hanya replika, dan kelewat murah untuk buku yang awalnya dikira original. (Bahasanya jadi muter 😂😂)
Buku ini dicetak pertama kali pada tahun 1975, dan baru dicetak ulang pada tahun 2013. Jujur, saya bukan penggemar sastra Indonesia. Bukan, bukan karena saya tidak cinta karya anak bangsa. Justru karena sastra Indonesia punya ragam bahasa yang indah, level tinggi, begitu alasan saya setiap suami meminta saya untuk membaca buku2 koleksinya. Kadang saya harus putar otak, mikir lama kalo harus menghadapi karya sastrawan Indonesia. Sama seperti lagu2 Ariel eks peterbird eh peterpan, bahasanya terlampau tinggi. Suami cuma bilang, nikmati saja. Dan saya menikmati roman Kooong ini.
No comments for "Kooong - Iwan Simatupang"
Post a Comment