; The Short Second Life of Bree Tanner - Stephenie Meyer - SayaNaia

The Short Second Life of Bree Tanner - Stephenie Meyer

Judul Buku          : The Short Second Life of Bree Tanner
Penulis                : Stephenie Meyer
Penerjemah         : Monica Dwi Chresnayani
Penerbit              : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit        : 2010
Tebal                  : 200 Halaman
ISBN                  : 978-979-22-6137-0





'Kumatikan otakku.
Sekarang waktunya berburu.'



source: koleksi pribadi



Kehidupan Bree Tanner, seorang gadis yang berusia hampir 16 tahun, kini berubah. Ia bukan lagi bagian dari makhluk hidup bernama manusia, melainkan sudah menjadi bagian dari pemburu yang haus akan darah manusia. Sudah sekitar tiga bulan ia ikut berburu bersama rekan-rekannya yang ditampung di sebuah rumah kosong. Pemimpin mereka bernama Riley.

Bree selalu berlindung di balik punggung Freaky Fred, dan membaca buku di sudut ruangan yang tak terlihat oleh vampir yang lain. Ia sengaja melakukan itu karena ia malas berurusan dengan Raoul dan teman-temannya yang kerap membuat keributan di rumah. 

Malam itu ia harus berburu bersama Raoul, tetapi beruntung Bree juga bersama Diego. Pemuda itu berusia 18 tahun. Ketika Raoul dan teman-temannya membuat masalah di jalan raya, Bree kabur bersama Diego untuk mencari mangsa lain. Sebab, mereka khawatir Riley akan mengamuk jika ia mengetahui keributan yang dilakukan oleh Raoul dan kawan-kawan.


"Berapa banyak?"
"dua puluh dua"
"Kau yakin?"


Setelah mereka berhasil mendapat mangsa baru, keduanya masuk ke dalam toko buku yang sudah tutup. Bree memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya, kemudian lekas pergi dari tempat itu. Naas, mereka pulang hampir ketika fajar, Diego lekas mengajak gadis itu untuk ikut bersamanya ke tempat persembunyiannya di bawah air agar terhindar dari sinar matahari.

Diego mengatakan pada Bree bahwa mereka sebetulnya bisa terkena cahaya matahari di waktu-waktu tertentu tanpa takut terbakar. Gadis itu tidak langsung percaya karena selama ini Riley selalu memerintahkan mereka untuk pulang sebelum matahari terbit agar mereka tidak musnah.

Ada sesuatu yang disembunyikan Riley, dan ini membuat Diego dan Bree curiga kemudian diam-diam mengikuti pemimpinnya. Mereka mencuri dengar boss mereka berbicara tentang peperangan bersama dengan perempuan misterius yang disebut sebagai 'pencipta kaum vampir'. Riley dan perempuan itu tengah merencanakan sesuatu.




'Aku menghela napas dalam-dalam, menghirup aroma darah dalam tubuh-tubuh manusia di bawah sana.'



Tiba-tiba beberapa sosok berjubah hitam datang menghampiri rumah perempuan tersebut dan mengancam akan memusnahkan kelompok Riley jika mereka tidak berhasil menyelesaikan misi yang diberikan oleh kelompok berjubah hitam dalam waktu 5 hari. 

Ya, kelompok vampir itu diciptakan untuk berperang dengan kelompok lain yang hidup damai berdampingan dengan seorang manusia.

Lantas, bagaimanakah nasib Bree, Diego dan kelompoknya? Akankah mereka musnah seperti apa yang mereka dengar?

Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

3 comments for "The Short Second Life of Bree Tanner - Stephenie Meyer"

  1. Gracias por la reseña. Tomó nota. Te mando un beso.

    ReplyDelete
  2. Sure how you related in your article, this is a very good book. And yes, is important to stay with attention in the Life. I dont know if this book have been sold in my country. But I am sure, how you told that is a good reading.

    ReplyDelete
  3. Buku ini berkisah tentang vampire ya Mbak?
    Sepertinya asyik juga membaca cerita bertema fantasy begini. Membawa pikiran terbawa ke kejadian seperti tertulis.
    Ada film tentang vampire, belum lama saya tuntaskan menonton 5 filmnya. Filmnya berjudul "Underworld", bintang utamanya Kate Beckinsale.

    Salam,

    ReplyDelete

Post a Comment