Jika Bersabar, Maka Kamu Akan Naik Kelas
Hore hore aku naik kelas
Lihatlah rapotku
Aku naik kelas
Lihat kawan tiada angka merah
Ayah bunda tentu suka cita
Hore hore aku naik kelas
Hatiku gembira aku naik kelas
Hasil jerih selama setahun
Kerja keras tabah serta tekun..
Hai hai, gimana kabarnya? Sudah terima raport kan? Alhamdulillah sudah lega ya.. Itu tadi penggalan lirik lagu Tasya.. Dan kebetulan hari ini pengambilan raport di sekolah anak saya, Alhamdulillah hasilnya sangat baik walaupun beberapa bulan kemarin belajarnya cukup sulit ya karena harus melalui daring, menonton TVRI dan lain-lain. Mungkin, ini mungkin saja ya, karena anak-anak yang belajar di rumah dituntut untuk bisa memahami materi walaupun gak bisa bertatap muka secara langsung di kelas, mereka jadi lebih giat lagi belajarnya.
Nah sebentar lagi tahun ajaran baru akan segera dimulai, tinggal beberapa minggu aja nih. Sayangnya anak-anak sekolah masih harus bersabar karena lagi-lagi belum bisa belajar bersama teman-teman di kelas, tapi kalian tetap harus semangat ya meskipun harus belajar di rumah saja. Ya karena bagaimana pun juga pandemi ini belum juga berakhir, belum ada tanda-tanda akan segera berakhir. Dan tentu saja akan sangat berbahaya kalau sekolah memaksa diadakan pertemuan belajar-mengajar di kelas seperti biasanya, kecuali untuk di wilayah-wilayah tertentu yang termasuk dalam zona hijau, jauh dari hiruk pikuk kota dengan beragam penduduk yang keluar masuk tempat kerja. Kebetulan nih kakak saya tinggal di Purwakarta, di kaki gunung bongkok, jadi mereka di sana masih bebas beribadah atau melakukan kegiatan kayak biasanya karena Alhamdulillah di sana masuk dalam zona hijau.
Balik lagi mengenai raport, saya dan suami kebetulan bukan tipe orang tua yang mengharuskan anak untuk bisa dapat peringkat teratas di kelas alias 'ranking berapa?'. Dan memang ya sudah pasti setiap kali kenaikan kelas bakal ada yang nanya ke anak saya 'kamu ranking berapa?' dan anak saya biasanya cuma cengengesan, karena kebetulan standar nilai tiap sekolah berbeda. Jadi saya selalu bilang ke anak saya kalau ranking itu cuma bonus, sementara yang paling penting adalah bagaimana ia bisa mengerti dan memahami apa yang sudah ia pelajari di sekolah dan tentu bagaimana ia juga menerapkannya di rumah. Jadi Alhamdulillah ia gak terpengaruh dengan ledekan 'ya gak dapet ranking' sementara pas dilihat nilainya lebih tinggi dari temannya yang meledek 😜.
Tapi memang saya dan suami termasuk orang tua yang tegas, waktunya belajar ya harus belajar, nanti kalau kewajiban utamanya sudah selesai, ia bisa bebas bermain atau melakukan kegiatan lain. Apalagi 3 bulan yang lalu dengan metode School from Home, yang bikin anak-anak jadi santai sesantai-santainya 😐. Tapi ya balik lagi, mereka harus tahu apa kewajiban utama mereka sebagai pelajar, berarti dari pagi sampai siang, selesaikan dulu tugas-tugas dari sekolah, baik tugas berupa tulisan, hafalan surat pendek atau hadits melalui video call, atau rekaman video sedang bernyanyi, dan lain-lain.
Alhamdulillah wa Syukurillah, hasilnya sangat memuaskan walaupun selama belajar di rumah itu saya harus putar otak bagaimana cara mengajarkan anak supaya belajarnya bisa efektif dan mudah memahami penjelasan dari saya. Hikmah dari School from Home kemarin adalah saya jadi banyak istighfar 😆, saya juga jadi berusaha memahami anak saya bagaimana supaya dia tetap mau belajar walaupun bukan ibu/bapak gurunya yang memberi penjelasan kayak di sekolah. Tahu dong ya kalau anak-anak biasanya lebih dengar kalau orang lain yang mengajar dibanding dengan ibunya sendiri. Kalau sama ibunya, bisa santai, mau jungkir balik juga bisa, biar ibunya ngomel juga bocahnya tetap santai 😪.
Jadi untuk persatuan ibu-ibu di seluruh Indonesia, ayo bersiap lagi, kuatkan iman hati dan kumpulkan semangat karena tahun ajaran baru segera dimulai. 💪
No comments for "Jika Bersabar, Maka Kamu Akan Naik Kelas"
Post a Comment