A Taxi Driver - Korean Movie
A Taxi Driver atau Taxi Unjeonsa merupakan film berlatar sejarah yang terjadi di wilayah Gwangju, Korea Selatan tahun 1980. Film ini mengisahkan tentang situasi politik yang kelam di masa itu. Cerita dimulai ketika Kim Man Soeb yang di akhir cerita mengaku sebagai Kim Sa Bok, yang bekerja sebagai supir taksi di kota Seoul, membutuhkan uang untuk membayar sewa rumahnya. Ketika makan siang, ia mendengar seorang supir taksi yang jasa dan mobilnya hendak disewa oleh orang asing untuk perjalanan pergi-pulang ke wilayah Gwangju dalam satu hari. Bayarannya sebesar 100.000 won.
Mendengar percakapan di rumah makan itu, pak Kim bergegas menuju bandara untuk menyerobot pekerjaan dengan bayaran tinggi demi bisa membayar sewa yang sudah ia janjikan kepada si pemilik rumah. Di tempat parkir bandara, ia bertemu dengan Jurgen Hinzpeter, seorang jurnalis berkebangsaan Jerman yang bekerja di Jepang. Ia terbang ke Korea Selatan untuk mengetahui situasi yang sebenarnya terjadi di negara tersebut, tepatnya di wilayah Gwangju. Hinzpeter berhasil lolos di bandara karena ia mengaku sebagai pendeta.
Awalnya pak Kim menganggap pekerjaan itu terlalu mudah, hanya mengantar pria asing ke Gwangju, lalu kembali lagi ke Seoul sebelum lewat jam malam. Ternyata jalan menuju Gwangju ditutup dan dijaga oleh sekelompok tentara, mereka berusaha masuk namun tidak berhasil. Pak Kim berbalik arah dan ingin membawa penumpangnya kembali ke Seoul, namun karena Hinzpeter mengatakan dengan tegas bahwa ia tidak akan membayar jika pak Kim tidak mengantarnya ke Gwangju seperti kesepakatan semula. Akhirnya pak Kim mencari jalan lain untuk bisa sampai ke Gwangju, namun lagi-lagi jalan tersebut juga dijaga ketat oleh tentara. Tak kehilangan akal, pak Kim meminta tolong kepada tentara agar mereka diizinkan masuk karena kliennya harus kembali ke Gwangju untuk mengambil dokumen bisnis yang tertinggal. Para tentara akhirnya membuka jalan untuk mereka berdua karena berpikir tidak ada yang aneh dengan kedua orang itu.
Kota Gwangju tampak kacau dan semrawut, karena rupanya saat itu sedang berlangsung aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa setempat. Mereka menuntut agar pemerintah mengakhiri rezim diktator, setelah presiden sebelumnya Park Chung Hee tewas terbunuh setelah berkuasa selama 18 tahun. Jabatan Presiden digantikan oleh Choi Kyu Hah yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri. Ia berjanji akan mengganti Yushin Constution yang bersifat diktator dan merubahnya menjadi undang-undang yang lebih demokratis. Namun secara mengejutkan Jenderal militer Korea, Chun Doo Hwan melakukan kudeta dan menggulingkan kepemimpinan Choi. Hal ini semakin membuat situasi politik di Korea tidak stabil.
Para mahasiswa terjun ke jalan untuk berunjuk rasa menuntut keadilan. Jenderal Chun memerintahkan agar para tentara menutup akses keluar dan masuk wilayah Gwangju yang saat itu menjadi wilayah yang paling terdampak akibat kudeta militer yang dilakukan Jenderal Chun. Hinzpeter bertemu dengan mahasiswa dan berkenalan dengan Gu Jae Shik yang pandai berbahasa inggris. Hinzpeter segera merekam setiap kejadian di Gwangju, ia mendapat dukungan penuh dari mahasiswa dan warga kota. Karena saat itu wartawan dan media dilarang untuk menayangkan berita tentang situasi di kota itu, koran lokal tidak berani menentang pemerintah, dan semua sambungan telepon diputus.
Ketika hendak mengikuti mahasiswa ke rumah sakit untuk melihat berapa banyak korban terluka akibat unjuk rasa, pak Kim berbalik arah dan berusaha untuk kabur dan kembali ke Seoul. Namun di tengah jalan ia bertemu dengan ibu dari salah satu mahasiswa yang terluka dan dibawa ke rumah sakit, ia terpaksa mengantarnya ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, pak Kim bertemu kembali dengan Hinzpeter yang mencarinya di penjuru rumah sakit karena tasnya masih berada di dalam taksi pak Kim. Pak Kim mendapat hujatan dari para supir taksi yang berada di rumah sakit karena dianggap ingin membawa kabur tas wartawan itu dan mempermalukan profesi mereka di depan orang asing. Salah satu supir taksi Hwang Tae Sol yang diperankan oleh Yoo Hae Jin, malah membelanya dan mengantar pak Kim ke bengkel karena mesin mobilnya rusak parah. Sambil menunggu, pak Tae Sol mengajak pak Kim, Hinzpeter dan Jae Shik untuk bermalam di rumahnya.
Malam harinya terjadi lagi penyerangan terhadap warga sipil, mereka berempat kembali ke jalan untuk melihat situasi. Saat itu pak Kim dan Hinzpeter sudah menjadi buruan tentara tak berseragam. Jae Shik berusaha mengulur waktu dan meminta kepada pimpinan tentara untuk berkomunikasi menggunakan bahasa inggris dan membujuk agar Hinzpeter keluar dari persembunyiannya, namun ternyata Jae Shik meminta wartawan itu untuk pergi dan menayangkan rekaman video yang terjadi di Gwangju. Jae Shik tewas di tangan pemimpin tentara tak berseragam. Tak lama, pak Kim juga tertangkap dan dipukuli oleh pemimpin tentara tersebut, namun ia ditolong oleh Hinzpeter dan mereka berhasil lolos dan kembali ke rumah Tae Sol.
Keesokan harinya, pak Kim lagi-lagi berusaha meninggalkan Hinzpeter, namun pak Tae Sol segera menemuinya di bengkel dan memberinya uang titipan Hinzpeter. Mereka mengerti karena situasinya sangat sulit, sementara puteri pak Kim sedang menunggunya di rumah seorang diri karena ibunya sudah lama meninggal karena sakit keras. Pak Kim pergi ke bengkel di kota dan memesan makanan di kedai mie, ia mendengar orang-orang membicarakan situasi di Gwangju, banyak warga yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di wilayah tersebut. Akhirnya pak Kim kembali lagi ke Gwangju dan bermaksud menemui Hinzpeter di rumah pak Tae Sol, istri Tae Sol mengatakan mereka sedang berada di rumah sakit karena jenazah Jae Shik ditemukan dan dibawa ke sana.
Pak Kim mendapati Hinzpeter dan pak Tae Sol sedang meratapi kematian Jae Shik, pak Kim dengan tegas meminta wartawan itu untuk merekam semua korban yang ada di rumah sakit untuk ditunjukkan kepada dunia. Setelah itu mereka kembali ke jalan untuk melihat situasi, lagi-lagi mereka melihat aksi brutal para tentara yang tanpa ampun menembaki mahasiswa dan warga sipil yang tidak bersenjata. Para supir taksi membantu pengunjuk rasa untuk menolong para korban yang terluka, lalu segera mereka meminta pak Kim dan Hinzpeter untuk pergi dari Gwangju agar rekaman video milik Hinzpeter bisa segera ditayangkan di televisi.
Saya merasakan ketegangan dan emosi yang turun naik saat menyaksikan film ini, betapa kekuasaan bisa membutakan mata dan menutup nurani manusia. Film yang menceritakan tentang sejarah kelam di Korea Selatan itu dibintangi oleh aktor senior Song Kang Ho yang juga berperan dalam film Parasite. Sementara tokoh Jugen Hinzpeter diperankan oleh Thomas Kretschmann, dan Ryu Jun Yeol sebagai Gu Jae Shik.
Film A Taxi Driver menjadi perwakilan Korea Selatan untuk film berbahasa asing terbaik dalam Academy Award ke 90. Film ini juga mendapat banyak penghargaan di tahun 2017, salah satunya penghargaan Blue Dragon Film Award dalam kategori Best Film, Best Actor, Best Music dan Top Box Office Seller, dan banyak penghargaan lain.
Para mahasiswa terjun ke jalan untuk berunjuk rasa menuntut keadilan. Jenderal Chun memerintahkan agar para tentara menutup akses keluar dan masuk wilayah Gwangju yang saat itu menjadi wilayah yang paling terdampak akibat kudeta militer yang dilakukan Jenderal Chun. Hinzpeter bertemu dengan mahasiswa dan berkenalan dengan Gu Jae Shik yang pandai berbahasa inggris. Hinzpeter segera merekam setiap kejadian di Gwangju, ia mendapat dukungan penuh dari mahasiswa dan warga kota. Karena saat itu wartawan dan media dilarang untuk menayangkan berita tentang situasi di kota itu, koran lokal tidak berani menentang pemerintah, dan semua sambungan telepon diputus.
Ketika hendak mengikuti mahasiswa ke rumah sakit untuk melihat berapa banyak korban terluka akibat unjuk rasa, pak Kim berbalik arah dan berusaha untuk kabur dan kembali ke Seoul. Namun di tengah jalan ia bertemu dengan ibu dari salah satu mahasiswa yang terluka dan dibawa ke rumah sakit, ia terpaksa mengantarnya ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, pak Kim bertemu kembali dengan Hinzpeter yang mencarinya di penjuru rumah sakit karena tasnya masih berada di dalam taksi pak Kim. Pak Kim mendapat hujatan dari para supir taksi yang berada di rumah sakit karena dianggap ingin membawa kabur tas wartawan itu dan mempermalukan profesi mereka di depan orang asing. Salah satu supir taksi Hwang Tae Sol yang diperankan oleh Yoo Hae Jin, malah membelanya dan mengantar pak Kim ke bengkel karena mesin mobilnya rusak parah. Sambil menunggu, pak Tae Sol mengajak pak Kim, Hinzpeter dan Jae Shik untuk bermalam di rumahnya.
source image: google
Malam harinya terjadi lagi penyerangan terhadap warga sipil, mereka berempat kembali ke jalan untuk melihat situasi. Saat itu pak Kim dan Hinzpeter sudah menjadi buruan tentara tak berseragam. Jae Shik berusaha mengulur waktu dan meminta kepada pimpinan tentara untuk berkomunikasi menggunakan bahasa inggris dan membujuk agar Hinzpeter keluar dari persembunyiannya, namun ternyata Jae Shik meminta wartawan itu untuk pergi dan menayangkan rekaman video yang terjadi di Gwangju. Jae Shik tewas di tangan pemimpin tentara tak berseragam. Tak lama, pak Kim juga tertangkap dan dipukuli oleh pemimpin tentara tersebut, namun ia ditolong oleh Hinzpeter dan mereka berhasil lolos dan kembali ke rumah Tae Sol.
Keesokan harinya, pak Kim lagi-lagi berusaha meninggalkan Hinzpeter, namun pak Tae Sol segera menemuinya di bengkel dan memberinya uang titipan Hinzpeter. Mereka mengerti karena situasinya sangat sulit, sementara puteri pak Kim sedang menunggunya di rumah seorang diri karena ibunya sudah lama meninggal karena sakit keras. Pak Kim pergi ke bengkel di kota dan memesan makanan di kedai mie, ia mendengar orang-orang membicarakan situasi di Gwangju, banyak warga yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di wilayah tersebut. Akhirnya pak Kim kembali lagi ke Gwangju dan bermaksud menemui Hinzpeter di rumah pak Tae Sol, istri Tae Sol mengatakan mereka sedang berada di rumah sakit karena jenazah Jae Shik ditemukan dan dibawa ke sana.
Pak Kim mendapati Hinzpeter dan pak Tae Sol sedang meratapi kematian Jae Shik, pak Kim dengan tegas meminta wartawan itu untuk merekam semua korban yang ada di rumah sakit untuk ditunjukkan kepada dunia. Setelah itu mereka kembali ke jalan untuk melihat situasi, lagi-lagi mereka melihat aksi brutal para tentara yang tanpa ampun menembaki mahasiswa dan warga sipil yang tidak bersenjata. Para supir taksi membantu pengunjuk rasa untuk menolong para korban yang terluka, lalu segera mereka meminta pak Kim dan Hinzpeter untuk pergi dari Gwangju agar rekaman video milik Hinzpeter bisa segera ditayangkan di televisi.
Saya merasakan ketegangan dan emosi yang turun naik saat menyaksikan film ini, betapa kekuasaan bisa membutakan mata dan menutup nurani manusia. Film yang menceritakan tentang sejarah kelam di Korea Selatan itu dibintangi oleh aktor senior Song Kang Ho yang juga berperan dalam film Parasite. Sementara tokoh Jugen Hinzpeter diperankan oleh Thomas Kretschmann, dan Ryu Jun Yeol sebagai Gu Jae Shik.
Film A Taxi Driver menjadi perwakilan Korea Selatan untuk film berbahasa asing terbaik dalam Academy Award ke 90. Film ini juga mendapat banyak penghargaan di tahun 2017, salah satunya penghargaan Blue Dragon Film Award dalam kategori Best Film, Best Actor, Best Music dan Top Box Office Seller, dan banyak penghargaan lain.
Teman-teman juga bisa menonton alur cerita film A Taxi Driver di channel YouTube sayanaia. Terima kasih 😊
Saya pernah nonton nih film ini. Bagus filmnya. Selalu suka dengan film bertema sejarah atau kisah nyata.
ReplyDeleteCoba review film Korea yang judulnya Masquarade juga Mbak.
Insya Allah, Mas.. Nanti diusahakan, terima kasih masukannya :-)
Delete